Awal tahun merupakan momen yang bagus jika Anda ingin memulai ataupun memikirkan ulang bisnis yang saat ini sedang Anda jalankan. Kita tahu dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bahwa 3,79 juta pelaku bisnis UKM sudah go online, masih jauh dari target 8 juta UKM go online di tahun 2019.
Mayoritas dari pelaku bisnis tersebut melakukan pemasaran di platform marketplace. Kita juga mengetahui bahwa marketplace tidak menyediakan tempat untuk berjualan secara cuma-cuma karena merekalah yang akan menguasai saluran informasi dalam e-commerce yang lebih berharga dari minyak bumi, yaitu database pelanggan.
Mengutip ucapan Bapak Hadi Kuncoro dalam wawancara dengan Juragan Jaya Setiabudi di live facebooknya, beliau mengatakan ada 4 pilar dalam e-commerce, yakni traffic, payment method, logistic, dan database.
Database pelanggan atau big data, adalah aset penting dalam bisnis e-commerce. Di dalamnya memuat data spesifikasi produk dagangan Anda, metode pembayaran, demografi pembeli, yang apabila diolah bisa digunakan untuk memetakan perilaku pasar, kebiasaan konsumen, dan lain-lain. Data pengiriman logistik, berat barang, jumlah barang, dikirim dari mana ke mana, juga data tentang bagaimana pembayarannya dilakukan berpengaruh terhadap perkembangan bisnis e-commerce.
Jika Anda tidak memiliki toko online sendiri, maka data-data tersebut menjadi milik marketplace Anda dan mereka sudah pasti mengetahui bagaimana mengolahnya.
Selain marketplace, Anda juga bisa memanfaatkan media sosial dan juga layanan digital advertising seperti fb ads, google ads, dan lain lain untuk memasarkan brand Anda sendiri. Manfaatkan layanan dan fitur-fiturnya untuk melakukan brand awareness yang muaranya adalah website toko online Anda, sehingga 4 pilar e-commerce yang disebutkan Pak Hadi Kuncoro di atas bisa sepenuhnya Anda kelola sendiri.
Toko online Anda adalah saluran utama digital dari bisnis Anda. Dengan pengelolaan database yang baik Anda bisa mengurangi penetrasi produk impor terhadap produk lokal. Apalagi kalau bisnis Anda memang berbasis produk lokal.
Banyak brand lokal yang kualitas produknya sudah mendunia, sebutlah Dowa (Tas rajut buatan Jogja), Peter Says Denim (Jeans Bandung), Niluh Djlantik (Sepatu Bali).
Di artikelnya yang berjudul Negeri Tukang Jahit, Juragan Jaya Setiabudi kurang lebih menulis seperti ini:
” Ciptakan brand-mu sendiri, kolaborasi dengan produsen lokal. Buktikan bahwa kualitas produk Anda layak dikonsumsi.
Tidak perlu produk dan brand lokal Indonesia menjajah luar, bila bangsa kita mulai menggunakan dan mengonsumsi produk-produk lokal, saling support antara pemasar dan produsen lokal, itu sudah merupakan awal yang bagus.
Tinggal selanjutnya adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan baku, atau pun produk-produk impor. Sehingga bersama-sama bisa membentuk ekonomi Indonesia yang mandiri.
Yuk, bangun dari tidurmu, kuasai segera ilmu pemasaran. Bangun merekmu, jalin kerjasama dengan para produsen canggih di Indonesia. Gunakan website toko onlinemu sebagai rumah bagi pelanggan, marketplace dan media sosial sebagai alat pembangun dan pengungkitnya. “
Kemerdekaan saat ini adalah melepaskan diri dari penjajahan ekonomi dan ideologi.
Jangan lupa bagikan artikel ini ya. Salam perjuangan!
Sumber : YukBisnis.com